Seorang pria bangun dari tidur kemudian menyadari bahwa ia berada di sebuah penjara dengan tingkat penjara yang tak diketahui. Setiap hari hanya ada satu kali makanan yang lewat ke penjara. Makanan yang sedikit tidak cukup untuk semua penghuni penjara. Semua orang berebut, kehilangan kemanusian bahkan saling membunuh untuk bertahan hidup. (The Platform, 2019)
Senin, 15 Maret 2021
Bertahan Hidup
Saya Putuskan Untuk Bahagia
Kenapa ya ?
Cara Berbahagia: Membangun Boundaries
Kita memang dibentuk untuk menjadi manusia ga enakan. Mau nolak sesuatu takut menyinggung. Kita lebih sering menghargai orang lain dan melupakan ada diri yang harus dijaga. Maksud hati biar dipandang “baik” oleh orang lain tapi ternyata membiarkan diri kehilangan batas (boundaries), kehilangan diri. Boundaries (batas) semestinya dibentuk untuk membentuk sebuah identitas diri yang menjadi hal penting dari well-being dan kesehatan mental diri. Menurut Parkview Student Assistance Program (IPFW), boundary adalah batas atau ruang antara diri kita dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk melindungi dan menjaga diri kita baik-baik. Menurut Pulih (2020) Personal boundaries mungkin sulit dilakukan karena beberapa hal, diantaranya: 1) Kita selalu mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain, 2) Kita tidak mengenal diri kita sendiri, 3) Kita merasa tidak memiliki hak, 4) Kita percaya kalau menetapkan batasan akan merusak hubungan, 5) Kita tidak pernah belajar untuk memiliki batasan yang sehat.
Hari ini saya diajari untuk membuat batasan (bounderies) untuk menjadi lebih tegas memutuskan sesuatu supaya mampu meraih bahagia dan mental yang sehat. Hal ini tidak mudah, saya harus menjadi “tega” atas setiap permintaan orang lain. Saya kembali belajar berkata kata “tidak” untuk sesuatu yang sebenernya hak saya untuk menolak. Memiliki bonderies (batas), bukan berarti menjadi tidak peduli tetapi sebaliknya saat kita memiliki batas diri pada orang lain. Kita juga diharuskan menghormati setiap keputusan orang lain mengenai batasan mereka juga. Hingga terciptanya suatu hubungan yang sehat. Menjadi seseorang yang baper tidaklah memberikan kesempatan bertumbuh. Hanya terperangkap pada lubang tak berujung. Menghadirkan logika untuk bisa lebih objektif atas permasalahan menjadi sangat penting.
Tentang Bertumbuh Menjadi...
Sejak beberapa bulan yang lalu adik senang membeli tumbuhan dan berbagai pupuk. Katanya, berkebun menjadi salah satu caranya untuk tetap "waras" selama pandemi ini. Ia lebih suka menanam berbagai jenis bunga dan sayuran. Ajaibnya ia punya tangan dingin, setiap benih atau bibit yang ia tanam selalu tumbuh dengan baik.
Toxic Positivity : Menjadi Toxic Tanpa Disadari
Beberapa hari lalu saya berkumpul dengan beberapa teman. Seorang teman melakukan kesalahan, dua teman marah tentunya karena peduli padanya. Mereka berdua bersikap tegas pada setiap kesalahan yang dilakukan oleh setiap kelompok. Saya dimintai pendapat juga atas kesalahannya, tapi saya hanya menyampaikan beberapa frasa yang mengaburkan sikap atas kesalahanya. Saya tak memiliki sikap tegas seperti kedua teman. Kemudian saya berkata, “Pastinya tidak mudah mengubah sesuatu yang sudah berpuluh-puluh tahun dan kemudian harus diubah.” Kemudian, seorang teman mengatakan bahwa itu toxic positivity. Ya, istilah tersebut sering saya dengar, tapi saya luput memahaminya dengan baik istilah tersebut.
Dari Murakami : Tentang Hidup
Manusia memiliki nilai di dalam diri mereka dan cara hidup masing-masing, begitu juga aku. Perbedaan itu menimbulkan ketidaksetujuan, dan kombinasi berbagai ketidaksetujuan itu bahkan dapat menimbulkan kesalahpahaman yan lebih luas. Hasilnya, terkadang kita harus menerima kritik yang tak beralasan. Tentu saja tidak menyenangkan jika disalahpahami atau dikritik orang lain. Hal ini merupakan pengalaman yang menyakitkan dan kadang membuat hati kita sangat terluka.
PEDULI : Pedang Bermata Dua
Seorang teman menghubungi melalui sebuah sosial media kemudian bercerita tentang kegelisahannya beberapa Minggu ini. "Mereka melakukan dan mengatakan ini semua karena peduli katanya. Alih-alih saya merasa senang dipedulikan ko semakin membuat saya tak nyaman dengan apa yang mereka katakan. Saya semakin merasa dihakimi, pendapat dan suara saya tidak diberikan ruang. Mereka lupa bahwa ini hidup saya. Kenapa saya tidak boleh memilih apa yang saya inginkan dan perjuangkan dalam hidup ini. Mereka hanya menggunakan standar normatif yang lebih seperti mitos, kebenaran yang belum tentu. Saya sesak dengan keadaan seperti ini." Kata teman mengakhiri tulisannya. Malam sudah semakin larut, tapi kami terus berbagi kisah, saling bertukar cara pandang, dan saling menguatkan. Hidup memang tak pernah mudah, kita berjuang sekuat tenaga untuk merdeka, namun orang lain atau mungkin orang terdekat tanpa permisi mengambil kemerdekaan yang selama ini diperjuangkan. Kamipun terhanyut dan pada akhirnya mengakhiri percakapan malam itu.
-
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Kelas/Semester: X / 1 Materi: Teks Anekdot Topik: Menganalisis Formulasi ...
-
Materi: Formulasi Humor dalam Teks Anekdot 1. Definisi Teks Anekdot Teks anekdot adalah teks yang menceritakan kejadian atau pengalaman lucu...
-
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Mata Pelajaran : Seni Budaya Materi : Jenis-Jenis Tari Tradisional dan Nontradisional Kelas : XI Tuj...