Rabu, 23 Juli 2025

RANCANGAN STRATEGI INTERNALISASI DAN PENGEMBANGAN NILAI DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI MAN 1 BANDUNG


Aida Anwariyatul Fuadah

MAN 1 Bandung

Pembelajaran sastra di madrasah aliyah, khususnya di MAN 1 Bandung, memiliki potensi besar sebagai sarana pembentukan karakter peserta didik yang tangguh secara moral, emosional, dan intelektual. Namun demikian, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam proses pembelajaran harian. Strategi internalisasi dan pengembangan nilai melalui karya sastra masih berlangsung secara sporadis dan belum dirancang secara sistematis dan terukur.

Data dari Survei Nasional Literasi dan Karakter 2022 oleh Kemdikbudristek menunjukkan bahwa hanya 38% siswa SMA yang mampu memahami dan merefleksikan nilai dari teks sastra, serta hanya 42% yang menunjukkan kecenderungan meniru keteladanan tokoh dalam karya. Data ini menjadi dasar bahwa madrasah perlu merancang suatu program pembelajaran nilai berbasis sastra sebagai bentuk penguatan pendidikan karakter.

Oleh karena itu, penulis mengajukan rancangan program pembelajaran nilai melalui sastra yang melibatkan dua pendekatan utama: internalisasi nilai dan pengembangan nilai, yang akan dilaksanakan secara bertahap melalui strategi dan aktivitas yang relevan dengan konteks dan potensi peserta didik madrasah.

 

1. Rancangan Strategi Internalisasi Nilai Melalui Sastra

Berdasarkan model dari Encep Syarief Nurdin dan Kama Abdul Hakam (2016), proses internalisasi nilai dapat dikembangkan melalui tiga tahapan utama:

a. Transformasi Nilai

Peserta didik dikenalkan dengan nilai-nilai melalui bacaan sastra yang bermuatan moral, seperti puisi, cerpen, novel, atau hikayat. Pada tahap ini, guru berperan sebagai penyampai nilai secara kognitif. Misalnya:

  • Membacakan dan mendiskusikan cerpen "Robohnya Surau Kami" karya A.A. Navis untuk memperkenalkan nilai tanggung jawab sosial dan spiritual.
  • Memberikan pertanyaan pemandu yang memancing kesadaran kognitif peserta didik atas makna nilai yang terkandung dalam teks.

b. Transaksi Nilai

Guru dan peserta didik saling berinteraksi untuk mengkaji nilai dalam teks. Pada tahap ini dirancang aktivitas seperti:

  • Diskusi kelompok dan presentasi tentang konflik nilai dalam cerita.
  • Guru memodelkan nilai dengan menjadi figur teladan dalam dialog kelas dan perlakuan terhadap siswa.

Tahapan ini akan mengaktifkan peran siswa dalam menganalisis dan menginternalisasi nilai secara lebih dalam.

c. Trans-Internalisasi

Nilai mulai diintegrasikan ke dalam perilaku melalui pembiasaan dan lingkungan belajar. Dalam rancangan ini akan diupayakan:

  • Penulisan jurnal reflektif sastra setiap pekan.
  • Pembuatan proyek drama berbasis cerita rakyat atau novel.
  • Pameran puisi bertema karakter.

Semua kegiatan ini bertujuan untuk membentuk pembiasaan yang dapat memperkuat sikap dan karakter siswa secara konsisten.

2. Rancangan Strategi Pengembangan Nilai Melalui Sastra

Jika internalisasi nilai berangkat dari luar ke dalam diri siswa, maka pengembangan nilai bekerja sebaliknya — yaitu mengasah nilai yang sudah ada dalam diri siswa agar menjadi lebih kuat dan matang. Strategi pengembangan ini selaras dengan prinsip konstruktivisme.

Berikut adalah strategi yang diajukan dalam rancangan program:

a. Penyajian Dilema Moral

Guru menyajikan situasi dilematis dari teks sastra, seperti dalam novel "Salah Asuhan" karya Abdoel Moeis. Peserta didik diminta:

  • Memilih tindakan yang dianggap benar.
  • Memberi alasan moral secara logis dan terargumentasi.

b. Diskusi Reflektif dan Klarifikasi Nilai

Dirancang sesi diskusi terbuka untuk:

  • Menganalisis nilai dalam cerpen atau novel yang membahas isu keluarga, pertemanan, atau keadilan sosial.
  • Menyusun daftar nilai yang dirasakan dekat oleh siswa secara personal.

c. Simulasi dan Bermain Peran

Dirancang sesi bermain peran dari naskah drama seperti "Siti Nurbaya" atau "Saijah dan Adinda". Tujuannya:

  • Meningkatkan empati dan kemampuan mengambil perspektif tokoh.
  • Memberikan pengalaman langsung terhadap konsekuensi nilai dan moralitas.

 

3. Sinergi Antara Internalisasi dan Pengembangan Nilai

Rancangan pembelajaran nilai ini akan bersifat integratif, dengan menggabungkan strategi internalisasi dan pengembangan nilai secara paralel. Nilai-nilai universal (jujur, disiplin, tanggung jawab, empati) akan ditekankan dalam aspek internalisasi melalui pembiasaan dan keteladanan, sementara nilai-nilai kontekstual (toleransi, budaya lokal, kesetaraan gender, dan keberagaman) akan dikembangkan melalui kegiatan reflektif dan proyek berbasis sastra lokal dan kontemporer.

Program ini juga akan melibatkan kolaborasi antara guru, siswa, alumni, dan komunitas literasi dalam bentuk kegiatan Kelas Inspirasi Sastra, Forum Bincang Nilai, dan Pameran Karya Sastra Bermakna.

 

Kesimpulan dan Rekomendasi

Program pembelajaran nilai melalui sastra ini merupakan respon terhadap rendahnya pemahaman nilai dalam teks sastra dan pentingnya pendidikan karakter di madrasah. Rancangan ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi kelas, jenjang, dan minat siswa. Jika dijalankan dengan dukungan guru, kurikulum, dan komunitas madrasah, program ini diyakini mampu menghasilkan peserta didik yang cakap secara literasi dan unggul secara moral.

Diperlukan dukungan dari kepala madrasah, pengawas, dan tim pengembang kurikulum madrasah agar program ini dapat diujicobakan dalam skala terbatas sebelum diimplementasikan secara luas sebagai bagian dari kebijakan penguatan profil pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin di lingkungan madrasah.

 

5 komentar:

  1. menurut saya program pembelajaran sastra ini sangat positif untuk meningkatkan kualitas belajar para siswa.
    akan tetapi di sekolah kita banyak sekali kegiatan jdi sepertinya kurang efektif untuk di adakan program ini.

    BalasHapus
  2. Tulisan ini sangat bermanfaat dan membuka wawasan baru tentang pentingnya strategi internalisasi nilai dalam pembelajaran sastra. Pendekatan yang tidak hanya menekankan pada pemahaman karya sastra, tapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan, terasa sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Semoga strategi-strategi yang ditawarkan dapat diimplementasikan secara nyata di ruang kelas dan menjadi inspirasi bagi para pendidik.

    BalasHapus
  3. Menurut saya, tulisan ini cukup menarik karena membahas pembelajaran sastra dari sisi yang jarang dibahas, yaitu soal nilai-nilai dalam cerita. Biasanya kami belajar sastra hanya sebatas memahami isi atau unsur intrinsik, tapi di sini dijelaskan bagaimana karya sastra bisa digunakan untuk membentuk karakter.

    Beberapa strategi yang ditawarkan juga cukup masuk akal, terutama bagian diskusi reflektif dan bermain peran, karena bisa bikin siswa lebih paham makna cerita secara mendalam. Tapi mungkin akan lebih baik kalau kegiatan-kegiatannya disesuaikan juga dengan kondisi siswa yang berbeda-beda, supaya lebih efektif.

    Semoga ke depannya pembelajaran sastra bisa jadi lebih bermakna dan tidak hanya fokus pada teori saja.

    BalasHapus
  4. Saya sangat terkesan dengan penjelasan Anda tentang pentingnya steetegi internal dan pengembangan nilai dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Terima kasih atas sharingnya

    BalasHapus
  5. Setelah membaca tulisan tersebut, saya merasa wawasan saya bertambah terkait keterkaitan pembelajaran sastra ternyata memiliku potensi untuk menanamkan nilai-nilai positif pada peserta didik. Program literasi sudah baik namun perlu ada evaluasi lebih lanjut karena perlu dukungan dari berbagai pihak untuk berjalannya program tersebut. Saya berharap program yang dirancang bukan berakhir di postingan ini tetapi ada upaya tindak lanjut sehingga menjadi solusi permasalahan terkait kurangnya nilai-nilai dalam masyarak

    BalasHapus